Aku berjalan gontai mengikuti jalan setapak di tengah hutan yang lebat, dikala matahari tepat di atas kepala, rasa lapar dan haus yang menyerang organ dalam ku, satu minggu sudah aku berjalan melewati hutan, gunung, dan lembah, berkali-kali juga aku harus bertarung dengan monster yang kuat, tapi aku tetap bertahan dengan sedikit tenaga yang ku punya kali ini, kepala ku pusing dan pandangan mataku mulai memudar. “ah ini akhirnya, aku akan mati disini” ucapku dalam hati, tapi terdengar suara beberapa orang yang samar-samar tengah mendekati ku, aku sudah tidak peduli jika aku mati di sini.
Perlahan aku mulai tersadar karena suara bising orang berdebat dan tawa dari kejauhan, aku mencoba membuka mataku perlahan, sedikit demi sedikit aku bisa melihat cahaya lampu api di sebuah meja yang tepat berada di sampingku, tubuhku terasa lemas, kaku, dan sakit, hampir saja aku jatuh dari atas kasur karena lemas.
“lihatlah dia sudah bangun” terdengar suara perempuan yang tidak aku kenali
“ayo kita periksa dia, Jean coba kau pakai sihir penyembuh, sepertinya belum pulih total” seorang pria berjanggut dan berbadan besar menyuruh seorang gadis kecil yang bernama Jean tadi. “Mark cepat ambilkan air minum dan Sean siapkan makanan” lanjutnya.
“ah, dimana aku ?” tanyaku sebari memegang kepala karena rasa pusing yang hebat.
“sekarang kau sedang berada di gubuk kami, beberapa hari yang lalu aku menemukan mu tergeletak di hutan dengan banyak luka memar di sekujur tubuh mu, aku kira kau akan mati di hajar monster brengsek itu” jawab pria berjenggot dan menjelaskan situasi sebelumnya.
“beberapa hari ? bisakah kau memberitahu ku berapa lama tepatnya ?” aku mulai penasaran.
“kau pingsan selama seminggu, untung saja aku langsung memberimu sihir penyembuh, kalau tidak kau sudah mati sekarang, berterima kasihlah kepadaku” jelas Jean yang sedang memulihkan Mana-ku yang terkuras habis.
“namaku Zed job Class Warrior dari desa Reulez, siapa nama mu ?” pria tua itu memperkenalkan diri.
“aku Kenta Rama dari kerajaan Seriuzay” jawabku dengan singkat
“Se-Seriuzay katamu ?! kerajaan yang Sudah rata dengan tanah beberapa hari yang lalu karena Ekspansi para monster keparat itu ?!” Zed kaget mendengar penjelasan ku, tapi aku hanya mengangguk untuk menjawabnya. “aku dengar di negeri itu di ada yang selamat satupun, saat Negara tetangga datang untuk memeriksa kekerajaan itu, mereka hanya menemukan sebuah lubang seperti parit yang panjang dan seekor naga hijau dengan jantung dan beberapa bagian kulit yang hilang, banyak kabar yang tersebar beberapa petualang mengambilnya untuk di jadikan bahan senjata” jelas zed dengan informasi dari luar.
“sudah lah paman, aku sedang tak ingin membahas hal itu, aku ingin istirahat” aku sudah tak ingin mendengar apa pun tentang kejadian itu, saat aku mendengarnya aku terbayang wajah Ferdant yang sudah mati di makan Chimera dan Raven yang hilang entah kemana. Zed dan yang lainnya pergi dari kamar begitu saja saat aku membalikan tubuhku dan menutupinya dengan selimut, tempatku untuk pulang sudah tidak ada, lalu sekarang apa yang harus kulakukan, tanpa Raven, hatiku terasa sakit sekali.
Matahari mulai muncul di daun jendela dan menyoroti wajah ku dengan sinar hangatnya, seperti membangunkan ku dengan belaian manja, aku beranjak dari tempat tidur ku dan mulai keluar kamar, di tengah ruangan tampak beberapa kegiatan dari kelompok Zed, seperti Jean kecil yang masih tidur dengan posisi duduk dan wajah menempel di meja seraya memeluk boneka beruan berwana putih, Zed sedang membaca sesuatu di meja lain dengan sebuah kertas yang besar meskipun satu halaman, Mark dan Sean yang sedang membuatkan sarapan di dapur.
“kau sudah bangun rupanya Kenta, apa kau sudah sehat ? ”Tanya zed dengan ramah, “kami sedang membuat sarapan untuk pagi ini, bergabunglah di meja makan” aku pun langsung melangkahkan kaki menuju meja makan yang sudah tersedia di sana, menu sarapan dari daging monster yang mereka buru kemarin, semuanya jelas terlihat karena tidak ada sayuran atau sup yang terpampang di sana, hanya daging bakar yang tersusun seperti gunung, sungguh kelompok yang aneh.
“”lalu apa rencana mu sekarang Kenta ?, apa kau mau ikut dengan kami memburu para monster sebagai seorang petualang ?” Tanya Zed membuka pembicaraan saat kami tengah sarapan.
“entah lah aku tidak tahu, aku belum mempunyai tujuan untuk saat ini” jawab ku se singkatnya.
“mengerikan, wajah suram dan tatapan seperti zombie itu sangat menyedihkan” maki Jean yang melihat ekspresiku.
“hentikan Jean saat ini kita sedang makan, jangan memperburuk keadaan” unjar Sean wanita yang selalu membawa tongkat panjang seperti Mage.
“oh, iya aku mendengar suatu rumor di kerajaan Realgia, mereka tengah membangun sebuah tentara untuk penyergapan ke lembah Viore, saat ini sudah terkumpul seribu orang terdiri dari tentara kerajaan, warga sipil, dan para petualangan” unjar Mark yang duduk di dekat Sean, dia adalah seoarang Assasint berlevel tinggi, itu sangat terlihat dari kalung emas yang tergantung di lehernya.
“aku dengar mereka ingin menghancurkan monster yang bersarang di sana, di tambah lagi ada beberapa ekor Chimera ada di sana, tidak heran jika ada mayat Chimera di kerajaan Seriuzay saat ekpansi para monster itu” Zed memperjelas informasi dari Mark, “aku mendengarnya beberapa hari lalu, salah satu penjaga gerbang Realgia melihat sekumpulan goblin yang sedang mengawasi kerajaan itu, bukan hanya di kerajaan Realgia saja, di beberapa kerajaan pun banyak melihat goblin yang mengintai dari kejauhan” lanjut Zed
“ini aneh sekali, yang aku tahu para monster akan langsung menyerang jika mereka melihat manusia, terutama para goblin, dan yang lebih anehnya para monster saat ini bersarang di suatu tempat dengan jenis yang berbeda, aku rasa ada yang mencurigakan” ucapku tanpa sadar dan mengalihkan perhatian mereka.
“benar juga ini sangat aneh, jika di pikir kembali, aku belum pernah melihat para monster yang berbeda saling berkumpul di suatu tempat, justru mereka akan saling bertarung satu sama lain jika salah satu di antara mereka memasuki wilayah kekuasaan monster lain” jelas Mark yang ikut berfikir.
“tu-tungu, aku tidak paham apa maksudmu Mark” Jean merasa kebingungan dengan dengan penjelasan Mark
“maksudnya, jika goblin dan Orc bertemu, mereka pasti akan bertarung satu sama lain, apa lagi jika seekor Orc memasuki wilayah kekuasaan para Goblin, tapi semuanya terasa aneh jika mereka berkumpul di satu tempat” jelas Sean
“sudahlah kita habiskan makanan kita dahulu, setelah itu kita lanjutkan pembicaraannya lagi, aku sama sekali tidak mengerti apa yang kalian bicarakan” rengek Jean dan memakan daging dengan cepat.
Setelah selesai sarapan, Zed dan kelompoknya akan berangkat untuk memburu monster di walayah ini, aku memutuskan untuk ikut berburu dengan mereka meskipun zed melarang ku untuk ikut tapi aku bersikeras ikut berburu, aku mengambil semua persenjataan ku yang terdiri dari pedang, belati dan sebuah buku. Kali ini kami berangkat menuju arah selatan gubuk, karena tempat itu adalah wilayah yang sukar di untuk di taklukan, bukan karena banyak nya monster yang bersarang di sana, tapi tingkat kecerdasan mereka yang sangat sulit untuk di taklukan, apa lagi para Orc di sana bisa menggunakan beberapa seni bela diri yang di pakai oleh manusia.
Suatu hari Zed dan kelompoknya mencoba pemburuan ke wilayah itu dengan beranggotakan sepuluh orang, namun setelah pemburuan hanya mereka yang saat ini hidup yang berhasil selamat dan sisa nya mati di sana, saat mendengar pernyataan dari Zed kematian anggotanya yang lain sangatlah teragis dan kebanyakan dari mereka mati tergilas batu besar yang di persiapkan oleh para Orc untuk perangkap, Zed pun merasa aneh dengan tempat itu namun, salah satu anggotanya bersikeras ingin melanjutkan perburuan dan hasilnya beberapa anggota mati karena penyergapan Orc yang sukar di baca.
Perjalan kearah selatan menempu waktu hampir tiga jam dan aku sedikit kelelahan karena stamina ku yang belum pulih total, tapi aku tak ingin menjadi beban di kelompok ini, dengan menyalurkan sedikit mana alam ke dalam tubuh ku aku bisa memulihkan stamina ku dalam waktu lima menit. Selama perjalanan aku beberapa kali melihat Sean memperhatikan ku entah kenapa dia memiliki sedikit rasa curiga terhadapku dan sesekali dia pun berjalan berdampingan dengan Zed dan pada sore harinya kami sampai sebuah gua yang terletak di kaki gunung, gua tersebut memiliki lebar hampir lima meter dan kedalaman gua yang belum dipastikan, namun dari mulut goa tersebut aku mencium bau daging yang di bakar.
“semuanya bersembunyi !” teriak ku secara sepontan dan yang lain pun melompat ke berbagai macam arah, aku membuka buku dan merapal sebuah mantra, Frekusi Note adalah mantra untuk berkomunikasi jarak jauh, saat aku membuat nya semua orang terkejut dengan suara yang ada di kepala mereka, “semunya ini aku Kenta, aku menggunakan sihir telepati dan memasangnya kepada kalian, aku melihat beberapa Orc sedang membuat jebakan untuk kita, mereka memasak daging untuk membuat kita masuk kedalam gua itu” jelasku dengan telepati
“tapi, bisa saja mereka hanya sedang makan malam ?” Tanya Jean.
“tidak, di depan gua ada sebuah tali membentang dan beberapa tanah yang baru di gali dan di tutupi oleh dedaunan, meraka bukan lah Orc biasa, itu Hob Orc dari tanah merah Svielkea” aku memberikan beberapa informasi yang aku tahu kepada meraka.
“baiklah, Mark dan Sean tangani jebakan itu, aku dan Jean akan menyerang” Zed memberikan perintah kepada mereka tapi formasi yang sangat gila dimana seorang Priest ikut dalam barisan depan. Sean mengeluarkan tongkat yang berubah menjadi sebuah busur dan menggunakan matam malam untuk mempertajamnya, “aku melihatnya” Seru Sean
“baiklah waktunya giliran ku, Szwevell” mark bergerak dan menghilang, sebuah anak panah melesat mengenai tali perangkap tersebut dan sebuah batang pohon besar mengayun keluar dari samping gua saat tali itu terputus dan jatuh secara tiba-tiba, aku berlari menuju Zed yang menunggu di samping mulut gua dan mengikutinya masuk menyerbu kea rah para Orc yang kaget, sebuah kampak besar melayang kearah Zed namun dia tak berusaha menghindarinya, seolah Zed mempunyai tameng tak terlihat, kampak tersebut terpantal sebelum ngenai Zed, Jean merapal sebuah mantra pendukung dan muncul sebuah segel di kaki Zed dan segel yang lain melayang di dinding gua, serang Zed pertama berhasil mengenai wajah Orc yang memakai tameng, tapi Orc yang menggunakan sebuah tokat menyerang Zed secara spontan, dan lagi Tongkat itu terhenti sebelum mengenai Zed, dia merunduk dan mncoba menghujam ulu hati Orc itu, tapi Orc bertameng menghalau seranganya dan menjadi sebuah serangan balik dari Orc yang mampunyai tongkat, sedangkan Orc yang satu lagi mengilang, aku mencoba melihat area sekitar dan mengamatinya, setelah bertarung beberapa menit kami berhasil mengatasi dua Orc dan membunuhnya.
“kerja bagus kalian, tapi jangan terlalu senang kita sedang berada di wilayah musuh yang berbaaya” ucap Zed dengan wajah penuh darah dari para Orc yang mati.
“sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini, aku punya Firasat yang sangat tidak enak” jawab ku seperti waspada, saat pandangan ku berpaling Wajah Zed terlihat sedikit serius menatap ku.
“ayo semuanya kita bergerak” Ucap Zed seraya pergi ke salah satu jalan di dalam gua.
Saat perjalanan kedalam gua aku hanya termanung dan memantau situasi di sekeliling kami, entah kenapa terasa begitu sunyi dan sangat aneh.
“kau tau Zed, ku pikir Kenta sedikit aneh” unjar Mark
“ya aku tahu, dia sangat mengerti soal monster dan jebakan, ini sangat aneh” Jelas Zed.
Zed dikejutkan dengan gerak gerikku yang tiba-tiba saja berlari ke depan, dia mengikutiku tanpa bertanya dan saat kami berhenti, sungguh kami tak ingin percaya dengan apa yang kami lihat kali ini, sebuah ruangan yang sangat luas seperti sebuah desa besar yang berada di depan kami, di sana pun terlihat banyak sekali monster yang berkumpul di sana, pasukan ekspansi monster yang sudah mendapatkan wilayah mereka sendiri, Zed langsung menarik ku keluar dari dalam gua dan berlari menuju kota yang tidak jauh dari lokasi tersebut, di sana terdapat sebuah guild yang berisi lima puluh orang termasuk kelompok Zed, beberapa tahun lalu di guild ini terdapat hampir lima ratus anggota guild, namun setelah bencana datang, banyak anggota guild yang mati dan berpindah tempat keguild lain.
“Dengarkan kalian ini gawat !” teriak Zed saat memasuki guild tersebut. “sebentar lagi kota ini akan di serang oleh pasukan monster dari gunung di arah barat” semua anggota disana terdiam dan memahami situasi, lalu mereka tertawa.
“hei Zed apa lagi sekarang ? jangan menakuti kami” jawab salah satu anggota guild
“tidak cukup kah kau dengan kejadian kemarin, kau hanyalah pembohong besar, ini kedua kalinya kau berkata seperti itu, jika kau ingin di akui jadilah kuat” ejek semua orang dan menertawakan Zed.
“kali ini aku serius, mereka telah mempersiapkan diri untuk menyerang kita harus mengosongkan kota ini” unjar Zed
“jangan bercanda kau keparat ! apa maksudnya meninggalkan kota ini, lalu harus kemana lagi kita pergi, dulu kau mengatakan hal yang sama tapi mana buktinya, kau hanya ingin di akui oleh semua orang, kau itu hanya anak manja dari bangsawan yang terbuang !” cela mereka yang sudah muak dengan ucapan Zed.
“bangsat kau Cebol !, harusnya kau berterima kasih kepada kami telah memperingatkan mu sebelum mati” Jean ikut bicara
“hah?! Kau piker kau siapa anak haram ! kau tidak pantas berbicara di sini kau itu hanyak anak buangan yang sombong”. Aku segera menarik mereka keluar dari guild karena ku piker berdebat hanya membuang-buang waktu saja.
“lebih baik kita bersiap untuk penyerangan yang akan datang, percuma saja jika mereka berfikiran seperti itu” aku mencoba membuka percakapan. “lebih baik kali ini kita membuat jebakan terlebih dahulu, aku akan menjelaskan rencananya” lanjutku memulai penjelasan tentang rencanaku.
Dalam bebrapa hari kami membuat parit sekitar seratus meter dengan kedalaman hampir dua meter, di dalam sana kami menumpahkan minyak dan memberikan pasak yang kami tancapakan dan unjung lancip menghadap kelangit, setiap jarak lima meter kami menggantungkan sebuah bahan alchemist (kimia) yang bisa membuat ledakan di dalam botol yang apabila seekor monster menginjak jebakan itu dia akan mati karena terjebak dalam kobaran api, kami membuat jebakan dengan bantuan beberapa golem tanah yang aku buat dengan sebuah mantra dan bahan-bahan Alcemist, lalu membuat jebakan panah beracun sepanjang parit untuk menghabisi monster yang berhasil lolos dari jebakan, tapi panah itu akan mengarah keatas langit, itu juga berfungsi untuk menghabisi monster yang bisa terbang, jika itu lolos, anak panah akan kembali ke bawah dan menghabisi monster yang ada di darat.
Seminggu berlalu dan prediksiku benar tentang ini, dari kejauhan aku meliat cahaya api yang berbaris sangat panjang dan membentuk persegi, aku piker, semua pasukan monster itu setara dengan 30 batalion tentara kerajaan, kami mengawasi dari balik panah jebakan untuk mengontrol rencana kami agar berjalan lancar, dan berhasil menghabisi setengah dari pasukan monster, dengan kegaduhan yang terjadi beberapa penduduk dan para petualang datang untuk melihat apa yang sedang terjadi, kami berlima tengah bersiap menghadapi kondindisi terburuk, namun beberapa Mage dan Hunter datang membantu barisan belakang, beberapa Warrior dan job class garis depan menghadang di depan kami, dengan sangat bersemangat kami pun tak bisa diam diri dan memasuki barisan sesuai dengan Job kami masing-masing, aku berlari ke depan bersama Zed yang mencoba menahan beberapa monster yang berhasil menembus garis pertahanan, aku berlari dan membunuh monster-monster yang tertahan bersama para Assasint. Tiga jam berlalu pertempuran sudah sampai pada batasnya, para monster sudah hampir musnah dan di pihak kami, beberapa orang meninggal dan sisanya banyak yang terluka, dari kejauhan aku melihat sebuah benda tengah terbang dan kegaris depan dan turun secara perlahan, dia atasnya ada sebuah singasana besar yang di duduki oleh seorang Jendral iblis berwujud manusia namun memiliki bola mata merah dan tanduk yang sangat tajam dan besar, dia mengangkat tangannya sedada seraya menunjuk ku, di ujung telunjuknya terdapat sebuah bola cahaya berwarna ungu yang seolah-olah itu akan menjadi sebuah serangan yang sangat dasyat, karena hawa membunuh dan tekanan yang membuat jantung ku berdebar hebat dan membuat ku takut.
Sebuah lingkaran Rune (ritual) mengelilingi tubuh ku, posisi yang ku dapat adalah, aku tepat di tengah-tenga lingkaran yang mempunyai garis api berwarna biru, tanpa membutuhkun waktu lama aku terasa tersedot kesebuah lubang angin berbentuk lubang hitam dari fenomena di angkasa yang di ceritakan dalam buku kuno, sensasi yang sangat sulit sekali aku jelaskan dengan kata-kata, rasatakut yang menjalur keseluruh tubuhku, rasa putus asa, dan aku terlempar kedalam lubang itu. Aku sempat tak sadarkan diri dan bingung, ruangan serba putih dan hanya da sebuah titik hitam yang berlawanan dan terombang abing di ruang dimensi, “ah aku sudah mati” pikir ku yang terdiam, namun entah kenapa aku merasa tersedot kembali ke sisi lain dan masuk kedalam ruanga serba hitam, semakin lama semakin cepat dan tiba-tiba aku jatuh di sebuah hutan yang tak ku ketahui tempatnya.
“siapa kau ?” seseorang muncul dibalik semak-semak dengan hawa membunuh yang sangat mengerikan.
“harusnya aku bertanya seperti itu, sebutkan namamu terlebih dahulu” jawabku dengan waspada.
“apa kau dari kerajaan majapahit ?” tanyanya lagi, dengan menodongkan panah ke arahku.
“hah ? majapahit ? apa yang kau bicarakan ?!” aku benar-benarbingung dengan apa yang di katakannya.
“pakaian mu terlihat aneh, dari mana kau datang ?” dia hanya melemparkan pertanyaan kepadaku tanpa menjawab pertanyaanku.
“aku Kenta Rama dari kerajaan Seriuzay” aku mencoba mengalah dan mencoba menggali informasi.
“di mana itu ? aku belum pernah mendengar kerajaan itu” dia bertanya dan untuk mengetahui lebih detailnya.
“sekarnag kau harus menjawab pertanyaan ku, di mana aku sekarang ?” aku mulai mencoba menggali informasi.
“sekarang kau sedang di Nusantara, sebuah wilayah yang mencangkup banyak kerajaan” jawabnya dan menurunkan panahnya.
“nusantara ? aku baru pertama kali dengar ” jawabku dengan banyak pertanyaan yang harus aku dapat.
No comments:
Post a Comment